Seorang
gadis berjalan menyusuri pinggiran pantai. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai
dimainkan oleh angin pantai. Sesekali air laut menyapu kakinya dengan begitu
lembut. Pandangannya tak lepas pada dua orang anak kecil di hadapannya yang
sedang tertawa sembari saling memercikkan air laut. Ia tersenyum seolah ikut
merasakan kebahagiaan mereka. Sebuah kamera yang selalu menemani kesehariannya
tergantung bebas di leher jenjangnya. Benar-benar sesuatu yang indah dan
menggembirakan pikirnya.
“Cha. . .!!”
jerit dua orang gadis yang berjalan menghampirinya sehingga membuatnya terpaksa
mengalihkan pandangan ke arah mereka. Gadis-gadis yang tak lain adalah
sahabatnya itu tampak kehabisan nafas karena berlarian.
“Pulang
yuk!! Udah hampir magrib nih,” kata seorang diantaranya yang mengenakan jilbab
hijau daun. Dia akrab dengan panggilan Lisa.
“Iya nih.
Gue juga mau mandi nih. . . Lengket!” kata Agnes dengan gaya coolnya.
Kalian
duluan aja, ntar gue nyusul. Tanggung nih. Maklumlah, gue kan baru kali ini
datang ke tempat ini, jadi sekalian nambahin koleksi foto-foto gue. Dan kalian
tau kan, diantara semua pemandangan,, gue paling suka sama sunset dan sunrise.
Keduanya memiliki makna yang mendalam,” kata gadis itu sangat antusias.
“Loe yakin?
Ntar klo loe pulang kemaleman terus ngga tau jalan pulang gimana?? Loe kan
orangnya buta arah, Cha!” tanya Lisa ragu.
“Yakin. Gue
ngga lama kok dan gue pasti bakalan pulang ke tempat yang tepat,” kata gadis
itu lagi meyakinkan sahabatnya.
“Ya udah deh
klo gitu. Ntar kalo ada apa-apa hubungin aja kita. Jangan kelamaan!!” tegas
Agnes setengah mengancam, gadis itu mengangguk dan melambaikan tangannya saat
kedua sahabatnya berlalu dari hadapannya.
Gadis itu
pun melanjutkan aktifitasnya dan mengarahkan kameranya pada garis khayal
pertemuan antara laut dan langit yang terpisah oleh mentari jingga yang
sebentar lagi akan menyembunyikan dirinya. Sementara itu, seorang pria
melangkah dengan sebuah kanvas yang telah terbingkai rapi serta tas yang terisi
dengan alat-alat melukis di tangannya. Ia melambaikan tangan ke arah pria yang
berada jauh di depannya. Ia terus berjalan tanpa memperhatikan sekelilingnya
dan. . .
BRUGH. . . .
“Loe ngapain
sih berdiri di tengah jalan? Ngalangin orang lewat aja!! Ngga liat apa klo gue
mo lewat?? Kalo lukisan gue rusak gimana?? Emang loe bisa ganti, HAH!!!” bentak
pria itu pada seorang gadis yang ditabraknya. Ia mengamati peralatan yang
dibawanya dan berharap tidak ada satupun yang rusak. Ia bernapas lega setelah
memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.
“Untung ngga
ada yang rusak!! Lain kali jangan bengong di tengah jalan!!” kata pria itu
lagi. Ia mengalihkan pandangannya pada gadis yang ditabraknya tadi. Gadis itu
tampak berdiri dengan susah payah dan tangan gemetar. Ia menunduk memandangi
sebuah benda di tangannya. Air matanya perlahan menetes satu persatu dari kedua
pipinya.
“Ma. .
.Maaf. . . Gue ngga bermaksud membentak loe. Gue hanya khawatir tadi lukisan
gue rusak. Soalnya gue udah susah payah buatnya. Maafin gue kalo itu bikin loe
takut,” Kata pria itu lagi merasa bersalah dengan semua makiannya.
“Daritadi
loe selalu ngomongin lukisan. . .lukisan. . .lukisan aja. Loe ngga tau kalo
kamera gue pecah?? Loe ngga tau kan kalo kamera ini benda kesayangan gue??
Hikkss. . . Loe nyalahin gue karena berdiri di tengah jalan??? Gue berdiri di
pantai,, bukan di tengah jalan!!! Harusnya loe tuh minta maaf,, kurang besar
gimana gue biar bisa loe liat?? Kalo jalan tuh liat-liat. . . Loe yang nabrak
gue,, malah gue yang dimaki-maki. Loe takut kan lukisan loe rusak??? Seberapa
berharganya lukisan loe buat loe?? Berharga banget kan?? Kamera gue juga sama
berharganya buat gue,, jadi sebelum mikirin diri sendiri liat dulu kondisi
orang di sekeliling loe!!” kata gadis itu masih dengan terisak. Kali ini ia
menatap pria yang membuat kamera kesayangannya itu pecah itu
sehingga wajahnya dengan jelas terekam dalam ingatan pria itu. Sedangkan pria yang ditatapnya hanya terdiam memandanginya tanpa
berkedip.
“Gue ngga
nyuruh loe ganti kamera gue!! Seengganya,, loe bisa intropeksi diri. Gue
cabut!!” kata gadis itu lagi meninggalkan pria yang masih terperangah padanya.
“Ya tuhan,, dia itu bidadari gue, kan???” gumam pria
itu masih tak berkedip.
“Woy,, Yan!!
Loe kenapa sih?? Bengong ngga jelas gitu. Lagian loe ada masalah apa sama gadis
barusan? Keliatannya loe marah-marah gitu tadi,” tanya Rehan menepuk pundak
sahabatnya itu.
“Nggak kok. Bukan siapa-siapa. Yuk ah,, pulang. Gue
cape banget nih,” kata pria itu.TBC. . .
Kira~kira mereka bakalan ketemu lagi nggak ya??? Penasaran. . .??? Tunggu lanjutannya yaahhh.... Saranghaeyo. . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar