Beranda

Minggu, 11 Februari 2018

Kulukis Senja Di Matamu Part I

Seorang gadis berjalan menyusuri pinggiran pantai. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai dimainkan oleh angin pantai. Sesekali air laut menyapu kakinya dengan begitu lembut. Pandangannya tak lepas pada dua orang anak kecil di hadapannya yang sedang tertawa sembari saling memercikkan air laut. Ia tersenyum seolah ikut merasakan kebahagiaan mereka. Sebuah kamera yang selalu menemani kesehariannya tergantung bebas di leher jenjangnya. Benar-benar sesuatu yang indah dan menggembirakan pikirnya.
“Cha. . .!!” jerit dua orang gadis yang berjalan menghampirinya sehingga membuatnya terpaksa mengalihkan pandangan ke arah mereka. Gadis-gadis yang tak lain adalah sahabatnya itu tampak kehabisan nafas karena berlarian.
“Pulang yuk!! Udah hampir magrib nih,” kata seorang diantaranya yang mengenakan jilbab hijau daun. Dia akrab dengan panggilan Lisa.
“Iya nih. Gue juga mau mandi nih. . . Lengket!” kata Agnes dengan gaya coolnya.
Kalian duluan aja, ntar gue nyusul. Tanggung nih. Maklumlah, gue kan baru kali ini datang ke tempat ini, jadi sekalian nambahin koleksi foto-foto gue. Dan kalian tau kan, diantara semua pemandangan,, gue paling suka sama sunset dan sunrise. Keduanya memiliki makna yang mendalam,” kata gadis itu sangat antusias.
“Loe yakin? Ntar klo loe pulang kemaleman terus ngga tau jalan pulang gimana?? Loe kan orangnya buta arah, Cha!” tanya Lisa ragu.
“Yakin. Gue ngga lama kok dan gue pasti bakalan pulang ke tempat yang tepat,” kata gadis itu lagi meyakinkan sahabatnya.
“Ya udah deh klo gitu. Ntar kalo ada apa-apa hubungin aja kita. Jangan kelamaan!!” tegas Agnes setengah mengancam, gadis itu mengangguk dan melambaikan tangannya saat kedua sahabatnya berlalu dari hadapannya.
Gadis itu pun melanjutkan aktifitasnya dan mengarahkan kameranya pada garis khayal pertemuan antara laut dan langit yang terpisah oleh mentari jingga yang sebentar lagi akan menyembunyikan dirinya. Sementara itu, seorang pria melangkah dengan sebuah kanvas yang telah terbingkai rapi serta tas yang terisi dengan alat-alat melukis di tangannya. Ia melambaikan tangan ke arah pria yang berada jauh di depannya. Ia terus berjalan tanpa memperhatikan sekelilingnya dan. . .
BRUGH. . . .
“Loe ngapain sih berdiri di tengah jalan? Ngalangin orang lewat aja!! Ngga liat apa klo gue mo lewat?? Kalo lukisan gue rusak gimana?? Emang loe bisa ganti, HAH!!!” bentak pria itu pada seorang gadis yang ditabraknya. Ia mengamati peralatan yang dibawanya dan berharap tidak ada satupun yang rusak. Ia bernapas lega setelah memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.
“Untung ngga ada yang rusak!! Lain kali jangan bengong di tengah jalan!!” kata pria itu lagi. Ia mengalihkan pandangannya pada gadis yang ditabraknya tadi. Gadis itu tampak berdiri dengan susah payah dan tangan gemetar. Ia menunduk memandangi sebuah benda di tangannya. Air matanya perlahan menetes satu persatu dari kedua pipinya.
“Ma. . .Maaf. . . Gue ngga bermaksud membentak loe. Gue hanya khawatir tadi lukisan gue rusak. Soalnya gue udah susah payah buatnya. Maafin gue kalo itu bikin loe takut,” Kata pria itu lagi merasa bersalah dengan semua makiannya.
“Daritadi loe selalu ngomongin lukisan. . .lukisan. . .lukisan aja. Loe ngga tau kalo kamera gue pecah?? Loe ngga tau kan kalo kamera ini benda kesayangan gue?? Hikkss. . . Loe nyalahin gue karena berdiri di tengah jalan??? Gue berdiri di pantai,, bukan di tengah jalan!!! Harusnya loe tuh minta maaf,, kurang besar gimana gue biar bisa loe liat?? Kalo jalan tuh liat-liat. . . Loe yang nabrak gue,, malah gue yang dimaki-maki. Loe takut kan lukisan loe rusak??? Seberapa berharganya lukisan loe buat loe?? Berharga banget kan?? Kamera gue juga sama berharganya buat gue,, jadi sebelum mikirin diri sendiri liat dulu kondisi orang di sekeliling loe!!” kata gadis itu masih dengan terisak. Kali ini ia menatap pria yang membuat kamera kesayangannya itu pecah itu sehingga wajahnya dengan jelas terekam dalam ingatan pria itu. Sedangkan pria yang ditatapnya hanya terdiam memandanginya tanpa berkedip.
“Gue ngga nyuruh loe ganti kamera gue!! Seengganya,, loe bisa intropeksi diri. Gue cabut!!” kata gadis itu lagi meninggalkan pria yang masih terperangah padanya.
“Ya tuhan,, dia itu bidadari gue, kan???” gumam pria itu masih tak berkedip.
“Woy,, Yan!! Loe kenapa sih?? Bengong ngga jelas gitu. Lagian loe ada masalah apa sama gadis barusan? Keliatannya loe marah-marah gitu tadi,” tanya Rehan menepuk pundak sahabatnya itu.
“Nggak kok. Bukan siapa-siapa. Yuk ah,, pulang. Gue cape banget nih,” kata pria itu.

 TBC. . .


Kira~kira mereka bakalan ketemu lagi nggak ya??? Penasaran. . .??? Tunggu lanjutannya yaahhh.... Saranghaeyo. . . . 

Jumat, 05 Januari 2018

That's You Prolog

Author         : PK
Title            : That’s You
Genre          : Romance, Hurt-comfort
Rating         : PG – 17
Length        : Chaptered/series
Cast            :  Park Jiyeon (T-Ara), 
                     Jung Yong Hwa (Cn-Blue), 
                     Park Soyeon (T-Ara), 
                     Lee Jong Hyun (Cn-Blue)
Other Cast   : Seluruh member T-Ara dan Cn-Blue
Disclaimer   : Tokoh adalah milik keluarga dan tuhan yang maha esa, cerita ini asli imajinasi author. So, jika ada kejadian, sifat dari masing-masing tokoh yang menyimpang dari fakta, mohon dimaklumi. Tidak diperuntukkan untuk anak usia di bawah 17 tahun. Don’t plagiat!! Don’t bashing!! Budayakan RCL (Read, Comment, Like). ^^

Annyeong haseyo!!! Akhirnya, setelah merenung dan bersemedi setelah sekian lama, author berhasil membuat satu FF yang merupakan kali kedua setelah Vampire Love Story. Xixixixi. . . . Mian, kalau ceritanya kurang greget. Typo adalah ujian bagi pembaca. Hehehehe. . . . Gamsahamnida…


~ Happy Reading ~
“Jika aku bisa mengembalikan waktu,, aku ingin menghapus kesalahan yang membuat kau meninggalkanku. Aku merindukanmu.” ~ Jong Hyun ~

"Aku hanya bisa berharap agar waktu bisa membuatku memaafkan segalanya dan melupakan dirinya." ~Jiyeon~

"Aku tak pernah berhenti menunggu waktu dimana ia akan berpaling padaku." ~Soyeon~

"Saat orang sibuk untuk memikirkan waktu, aku hanya memikirkan cara agar bisa membuatnya selalu tersenyum." ~Yong Hwa~

Author POV
             Di malam yang begitu sepi, gadis itu terduduk di tepi sungai Han sembari memeluk kedua lututnya. Bahunya tampak bergetar hebat, sayup-sayup terdengar suara isakan tangis. Dari kejauhan tampak seorang pria yang menatapnya tak berkedip. Gadis itu tak menyadari bahwa selain dirinya dan sungai di hadapannya, ada juga seseorang yang menjadi saksi akan kepedihannya di tengah heningnya malam. Sanggupkah ia untuk melanjutkan hidupnya ketika setengah jiwanya telah pergi mencampakkan dirinya??

Tbc


Prolognya singkat aja ya,, readers... Ntar ceritanya habis di prolog. Hehehe. . . .
Jangan lupa kritik dan sarannya. Gomawo. See u next part. Bye bye. . .