Beranda

Senin, 28 Maret 2016

Vampire love story chapter 3


 
Author : intan_dyan
Title : vampire love story
Rating : NC-17
Type : chapter
Genre : romance, action
Cast : Jung Yong Hwa (CN-blue), park jiyeon (T-ara), lee jong suk, park shin hye.
warning : Fanfict ini asli imajinasi pengarang dan terdapat kata-kata dan adegan yang tidak diperbolehkan untuk dibaca oleh anak di bawah 17 tahun.
#no copy #no bashing

Chapter 2 >> http://intandyan.blogspot.co.id/2016/03/vampire-love-story-chapter-2.html?m=1

Pertemuan yang membuat hilangnya akal pikiranku. Seharusnya aku menghindarinya, tapi hati ini memaksa untuk tetap diam dan tidak menghindarinya. Aku benar-benar terpesona. ~ Jiyeon

Jika aku harus mengorbankan segalanya demi dia, aku rela yang terpenting dia bahagia. ~ Yong hwa


Chapter 3
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV
"Apa maksud dari tindakanmu, Kyuhyun-ssi? Mengapa kau melakukannya? Apa kau sudah bosan hidup?" Tanya Jiyeon marah.
"Aku lebih baik membunuhmu daripada kau mengacaukan kehidupan kita!! Apa kau lupa alasan kita masih bersembunyi hingga saat ini?  Kau mau kita semua berada dalam bahaya hanya karena kelalaianmu?" Kata Kyuhyun dengan tatapan sinisnya.
"Aku tak lalai. Dan aku tak akan menyakiti manusia hanya untuk melindungi diri sendiri!! Kau tahu sendiri kan, tugas kita hanyalah bertujuan untuk melindungi manusia dari keganasan para vampire. Jadi untuk apa kau melakukannya?"
"Memunaskan satu orang lebih baik daripada kita semua musnah!"
"Sialan! Kau benar-benar bernyali melawanku!"
Pertarungan pun tak terelakkan lagi. Tentu saja hal ini sangat tidak menguntungkan bagi Khyuhyun sebab kekuatan yang dimilikinya tak seberapa dibandingkan kekuatan yang dimiliki gadis yang sedang dilawannya itu. Gadis yang memiliki darah keturunan asli dari raja klan Dawnguard -Klan pemburu vampire kelas atas- memiliki kekuatan di atas para pemburu vampire lainnya, termasuk Kyuhyun. Semua serangannya berhasil ditepis oleh Jiyeon hingga tendangan akhir telak mengenai perut Kyuhyun yang membuatnya tak mampu bangkit lagi. Ia meringis kesakitan.
"Kuingatkan sekali lagi padamu,, tak usah ikut campur dalam kehidupanku. Aku mampu melindungi diriku sendiri dan menjaga kerahasiaan kalian!! Jadi tak usah  khawatir!!" kata Jiyeon menegaskan.

Yong Hwa POV
"Apa yang sedang kau pikirkan, sekiya? Merindukanku?" suaranya membuatku menoleh. Ia telah berdiri di ujung sana dengan tangannya yang membuka lebar.
"Hyung..." kataku kemudian berlari memeluk dan tak lupa memukul bahunya perlahan.
"Kau benar-benar menyebalkan. Mengapa tak mengabariku  jika kau kembali? Aku kan bisa menjemputmu di bandara," protesnya setelah kami duduk di salah satu gazebo yang terletak di halaman belakang.
"Aku terlalu buru-buru, hyung. Terlalu banyak hal yang harus kuurus seorang diri," kataku sembari menyesap secangkir teh hangat yang telah disediakan oleh bibi Cho.
"Bagaimana kabar Nyonya Jung?"
"Yaakk, hyung!! Bagaimana mungkin kau memanggil omma seperti itu?!" aku memarahinya. Ia hanya terkekeh melihat reaksiku.
"Apakah appa belum memberitahukanmu hyung? Omma sudah meninggal," kataku sendu. Kulihat perubahan dari ekspresi wajahnya. Aku tahu pasti ia akan terkejut mendengar berita kematian omma.
"Ia baik-baik saja saat aku mengunjunginya 6 bulan yang lalu," katanya dengan suara bergetar.
"Ia mengalami kecelakaan yang hebat sehingga nyawanya tak bisa ditolong," kataku memberi penjelasan.
"Aku....aku bahkan..tak melihat kepergiannya..," sesalnya mulai meneteskan air mata. Aku hanya bisa menepuk bahunya. Aku tahu, meskipun hyung tak pernah mengatakannya, hyung sangat menyayangi omma. Hanya saja ia tak pernah sekalipun mau mengakuinya. Setiap ia berkunjung ke Jepang, alasannya adalah menemuiku. Padahal jika diteliti lagi, orang yang paling ingin ditemui adalah omma. Begitulah sifat satu-satunya hyungku yang kusayangi ini. Lee Jong Suk.

Jong Suk POV
Ya, aku benar-benar terpukul mendengar kabar kematian nyonya Jung. Aku terbiasa memanggilnya begitu karena aku tau bahwa omma menyukainya. Aku selalu melihatnya tersenyum saat aku memanggilnya seperti itu. Sejak ia memutuskan untuk berpisah dengan appa, aku sedih karena ia meninggalkan aku bersama appa dan hanya membawa Yong Hwa. Aku berpikir bahwa ia tak menyayangiku. Aku lagi-lagi berpikir bahwa ia tak mencintaiku karena aku bukan anak kandungnya. Aku yang dulu hanya bocah kecil lusuh yang mereka temui di panti asuhan dan akhirnya di adopsi.
Tapi semua pikiran itu berubah sejak aku mengunjunginya untuk yang pertama kali sejak mereka kembali ke Jepang. Ia memelukku. Menangis dan berulang kali mengatakan bahwa ia merindukanku. Ya, aku tahu itu benar dari tatapannya yang tulus. Aku bahagia saat itu. Aku akhirnya sadar bahwa ia meninggalkanku karena terpaksa. Berharap bahwa aku akan menemani appa. Tapi ia salah. Sejak kepergiannya, aku keluar dari rumah itu dan meninggalkan appa sendiri. Aku mulai meniti karier dan jadilah aku yang sekarang.
Tentunya aku selalu mengunjungi appa tiap bulan untuk melepas rindu. Dan aku pun rutin mengunjungi omma setiap 6 bulan setelah pertemuan saat itu.
Yong hwa mengikuti omma sehingga marganya menjadi Jung, sedangkan aku mengikuti appa dan berharga Lee. Meski bukan saudara kandung, namun aku sangat menyayangi dongsaengku itu.
"Hyung??" panggil Yong Hwa membuat kenangan itu hilang dari benakku.
"Waeyo?" tanyaku.
"Mengapa hyung tak tinggal di sini saja bersamaku?" tanya yong hwa sedikit memelas. Aku tersenyum.
"Aku sedang mengumpulkan uang untuk melamar seseorang," kataku sedikit tersipu.
"Waahhh... Daebakk.. Siapa yeoja yang menyentuh hatimu hyung? Kenalkan aku pada yeojachinggumu itu!" kata Yong Hwa bersemangat. Aku kembali menghela nafas. Aku mengingatnya dengan jelas. Senyuman, tawa, dan semua hal tentangnya. Aku pun ingat saat ia menolak lamaranku dengan alasan sekolahnya itu. Meskipun aku tidak memintanya menikah dalam waktu dekat, ia tetap menolakku.
Yeojachinggu?? Aku kembali terkekeh mendengar perkataan Yong Hwa. "Kuberitahu sekali padamu, oppa. Aku adalah dongsaengmu yang paling manis. Jadi aku harus berpikir berulang kali untuk menjadi yeojachinggumu.. Aku menolak!! Jika tiba saatnya aku menyukaimu, akan kupastikan bahwa aku yang akan memaksamu untuk menikahiku!!"
Kata-kata yang meluncur dari bibir merahnya itu terus terngiang di telingaku.
"Yaakkk!!! Tuan Lee!! Apa yang kau pikirkan?? Mengapa kau mengeluarkan senyuman iblismu!? Jangan-jangan kau merencanakan hal yang tidak boleh dilakukan sebelum menikah?" teriakan Yong Hwa mengejutkanku. Aku menjitak kepalanya hingga memerah.
"Itu balasan untuk otak yadongmu, Jung!!" kataku kemudian berlari ke dapur meminta perlindungan pada bibi Cho. Appa yang saat itu baru pulang dari kantor hanya tersenyum melihat tingkah kami. Akhirnya rumah ini tak sepi lagi. ☺

Tbc
Terima kasih sudah menunggu dengan sabar. Sepertinya chapter ini lama banget kelarnya..
Terlalu banyak masalah yang menimpa author minggu-minggu kemarin. Jadi, aku putuskan untuk membuat chapter berikutnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Jangan lupa kritik dan sarannya di kolom komentar, readers..
Sampai jumpa di chapter selanjutnya.
Gamsahamnida.... ^^

Senin, 21 Maret 2016

Vampire Love story chapter 2


Author  : intan_dyan
Title      : vampire love story
Rating  : NC-17
Type     : chapter
Genre   : romance, action
Cast      : Jung Yong Hwa (CN-blue), park jiyeon (T-ara), lee jong suk, park shin hye.
warning : Fanfict ini asli imajinasi pengarang dan terdapat kata-kata dan adegan yang tidak diperbolehkan untuk dibaca oleh anak di bawah 17 tahun.
#no copy #no bashing
 
Chapter 1 >> http://intandyan.blogspot.co.id/2016/03/vampire-love-story-chapter-1.html

Pertemuan yang membuat hilangnya akal pikiranku. Seharusnya aku menghindarinya, tapi hati ini memaksa untuk tetap diam dan tidak menghindarinya. Aku benar-benar terpesona. -Jiyeon

Jika aku harus mengorbankan segalanya demi dia, aku rela yang terpenting dia bahagia. -Yong hwa

Chapter 2
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jung Yong Hwa POV
"Annyong haseyo. Naneun Jung Yong Hwa imnida. Senang bertemu kalian semua. Kuharap kita semua bisa berteman baik," kataku memulai perkenalan di kelas baruku.
Ya, aku adalah pindahan dari Jepang. Bukan, aku bukan orang Jepang namun asli Korea dan lahir di korea. Uri appa menikah dengan uri omma yang berasal dari Jepang. Mereka menetap di Jepang hingga mereka akhirnya memutuskan untuk bercerai karena ketidakcocokan mereka dan akhirnya aku ikut bersama omma ke Jepang sehingga besar di negara sakura itu.
Omma telah meninggal 2 bulan lalu, jadi akupun memutuskan untuk pindah ke Korea di tempat appa. Aku kasihan pada appa yang kini tinggal seorang diri. Ia tidak memiliki keinginan untuk nenikah lagi. Rasa cintanya yang besar pada omma membuat appa tidak bisa menggantikan omma di hati appa.
Lalu, mengapa mereka berpisah? Appa melakukannya hanya untuk membahagiakan omma. Dia tak mampu memenuhi gaya hidup omma yang berasal dari keluarga berada hingga akhirnya omma memaksa berpisah dengan alsan kebahagiaannya. Appa hanya tak ingin menghalangi kebahagiaan omma. 
Itu yang aku tau tentang mereka dan aku yang sejak kecil diajarkan oleh appa agar selalu berpikir positif pun hanya mengambil sisi positif dari hal tersebut tanpa ingin menentang atau protes. Mungkin itu yang terbaik untuk mereka pikirku.
"Kau boleh duduk di bangku belakang, Jung!" Kata kim seongsangnim mempersilahkan.
"Nde, seongsangnim," kataku kemudian melangkah melewati beberapa siswa hingga aku berhenti tepat di depan kursi yang ditunjuk oleh Kim Seongsangnim. Seorang gadis berkacamata tebal sedang sibuk berkutat dengan bukunya. Benar-benar tipe gadis kutu buku yang sering terlihat di film-film yang pernah kutonton. Aku pun melanjutkan langkah hingga kursi belakang dan duduk di tempat yang ditunjukan oleh guru Kim.
Pelajaran pun dimulai seperti biasa. Aku tak susah menyesuaikan diri karena aku memang mudah menyerap pelajaran yang diberikan. Selain itu, di Jepang aku selalu menggunakan bahasa Korea saat mengobrol dengan omma sehingga aku tak kesulitan dalam berbahasa.
Kembali aku memperhatikan gadis yang kini tepat berada di hadapanku. Sepertinya wajahnya tak asing, tapi aku lupa dimana aku pernah menemuinya.

Author POV
Kelas XI-4 kini ramai dengan kerumunan bahkan dari kelas lain pun banyak yang datang. Hanya satu alasan bagi mereka yaitu siswa pindahan dari Jepang yang memiliki ketampanan di atas rata-rata. Siapa lagi kalau bukan Jung Yong Hwa.
"Waahhh... daebaakk!! Lihatlah dia, Jiyeon-ah. Belum cukup sehari ia di sini namun beritanya telah tersebar di seluruh penjuru sekolah kita. Rupanya kelas kita akan menciptakan pria populer yang akan menjadi pangeran dari Kim Yoona," kata Shin Hye terkagum. Jiyeon hanya melihat sebentar ke arah Yong Hwa kemudian kembali sibuk dengan bukunya.
"Semoga saja ia tak menyadarinya," batin Jiyeon penuh harap.
Tiba-tiba kerumunan itu semakin berisik dan menatap ke satu arah. Sang bidadari surga sedang melangkah menuju arah Yong Hwa. Benar, siapalagi kalau bukan Kim Yoona yang disebutkan Shin Hye tadi.
"Hajimemashite. Watashi wa Yoona desu, Kim Yoona. Douzo yoroshiku ne.  O-namae wa nan desu ka?" Tanya Kim Yoona kemudian mengeluarkan senyuman pemikatnya.
"Nan Jung Yong Hwa. Annyong haseyo. Aku adalah orang Korea asli dan aku sangat mengetahui bahasa Korea, jadi tak usah menggunakan bahasa asing di negara ini jika tak diperlukan," kata Yong Hwa membalas uluran tangan Yoona. Wajah Yoona memerah menahan malu. Tapi ia tak kehilangan akal untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
"Mau kuantar berkeliling?" Tawar Yoona, kali ini ia menampakkan senyuman yang lebih manis lagi.
"Sepertinya akan heboh jika gadis secantikmu yang mengantarku. Aku pasti tidak akan menikmati acara berkelilingku, dan aku tidak suka itu. Terima kasih atas tawaranmu, nona Kim. Hajiman, joesunghamnida. Dia yang akan mengantarku," kata Yong hwa membungkukkan badan menunjuk ke arah seseorang yang sedang sibuk dengan dunianya sendiri.
"Daebakkk!!! Jiyeon-ah.... Dia kemari... lihatlah! Kau pasti tidak percaya ini!" Kata Shin Hye menepuk bahu Jiyeon yang masih tidak mengacuhkannya. Di sisi lain Yoona merenggut kesal. Awas kau Jiyeon-ssi! Akan kubuat perhitungan denganmu karena sudah mempermalukanku!
"Mianhe, emm Jiyeon-ssi. Bisakah kau mengantarku berkeliling sebagai permintaan maafmu atas kesalahanmu tadi?" Jiyeon seketika menoleh dengan mata membulat.
"Ya ampun... dia menyadarinya!!" Jerit Jiyeon membatin. Jiyeon terpaksa mengikuti Yong hwa yang menariknya sembari melihat Shin Hye yang memasang wajah seolah berkata KAU HARUS MEMBERI PENJELASAN SETELAH INI!

Jiyeon POV
"Sepertinya kau tak ingin mencolok di hadapan orang-orang sehingga kau hanya diam. Bahkan tak menyapaku sama sekali. Aku tau kau pasti menyadari siapa aku. Hampir saja aku melupakannya, untunglah ikat rambut ini tak berubah hingga aku mengingatnya," kata Yong Hwa sembari menarik ikat rambutku. Aku melotot hendak marah akan tetapi senyuman lebarnya membuatku tak berdaya.
"Kau tambah cantik jika rambutmu terurai," katanya seraya menampilkan senyuman yang entah sejak kapan menjadi pemandangan favoritku.
"Hei, aku belum tau namamu. Kenapa diam saja?" Tanya Yong Hwa lagi.
"Bukankah tadi kau sudah menyebut namaku?" Kataku datar berusaha menyembunyikan perasaan gugup yang menyelimutiku. 
"Tapi kau belum menyebutnya, gadis manis!"
"Dasar pria bermulut manis! Aku tak suka dirayu. Mengapa tak kau terima saja ajakan Yoona? Kau bisa memujinya sepuas hatimu!" Kataku sembari merapikan rambutku yang terurai.
"Apa kau cemburu, nona? Hahaha. . . Asal kau tahu saja, aku tak suka gadis yang memakai pemanis buatan. Aku lebih suka kau. Natural dan misterius."
Deg!!
Ya tuhan... Mengapa aku tak bisa mengontrol jantungku? Cukup Jiyeon! Kau tak boleh seperti ini!
Aku mencoba untuk menetralkan jantungku dan kembali ke realita.
"Cukup, Yong Hwa-ssi! Aku takkan mengantarmu jika kau melanjutkan kata-katamu itu," ancamku. Ia pun menurut dan hanya diam mengikuti langkahku. Namun aku masih tak bisa mengontrol detak jantungku yang terus berpacu. Hingga akhirnya....
"Jiyeon-ssi..... AWAS!!!!" jerit Yong Hwa kemudian mendorong tubuhku hingga kami jatuh di atas rerumputan. Aku berbalik dan melihat kayu-kayu berjatuhan dari atas pohon yang berada di belakangku. Tak mungkin kayu itu bisa jatuh sendiri. Aku memperhatikan di sekeliling. Tak salah lagi, aku melihatnya sedang berdiri tak jauh dari tempatku terjatuh. Aku akan buat perhitungan denganmu, Cho Kyuhyun!!!

Yong Hwa POV
Aku terkejut. Benar-benar terkejut. Aku berusaha menenangkan diriku hingga aku mengingat dia. Gadis manis yang bersembunyi di balik penampilan buruknya. Gadis manis yang sejak pagi tadi telah mencuri perhatian dan hatiku. Gadis yang sejak tadi membuat jantungku berdetak lebih cepat saat ia melangkah bersamaku. Ya, aku melihatnya diam mematung. Tak sedikitpun ia bergerak dari tempat kami terjatuh. Ya Tuhan, lihatlah wajahnya yang pucat dan bergetar itu. Aku yakin dia sangat terkejut. Aku sangat ingin memeluknya hanya untuk sekedar menenangkannya, tapi aku masih menggunakan akal sehatku sehingga aku hanya memanggil namanya untuk menyadarkannya. Ia tetap tak bergeming. Aku memanggilnya sekali lagi. Masih saja tak bersuara.
"Jiyeon-ssi? Gwencanayo?" Tanyaku lagi untuk ke sekian kalinya. Lagi-lagi ia tak menjawabku. Ia hanya mengedarkan pandangannya ke setiap arah di taman ini seperti mencari sesuatu dan terpaku pada satu arah. Aku melihat arah yang ditujunya. Hanya taman kosong yang mengarah ke ruang kepala sekolah. Apakah ia hilang ingatan karena terkejut?
"Jiyeon-ssi?? Kau ingat aku? Apa kau lupa namamu? Atau kau lupa sekolah ini? Jawab aku!!" Kataku menggoyangkan bahunya. Aku benar-benar frustasi melihatnya seperti ini. Dia akhirnya menatapku dan hanya diam. Tiba-tiba....
"Hahahahaha.... kau lucu sekali... hahaha..."
Astaga,, dia tertawa dan ini membuatnya semakin terlihat mempesona. Setelah beberapa saat ia tertawa dan menyadari aku memperhatikannya, ia pun berhenti dan kembali memasang ekspresi seperti awal. Datar dan dingin seperti salju.
"Apakah kau bodoh? Mana ada orang yang amnesia hanya karena terjatuh di atas rumput? Sudahlah! Aku akan kembali ke kelas, kalau kau mau kembali berkeliling, silahkan saja! Namun bel masuk akan segera berbunyi. Jadi kusarankan lebih baik kau kembali ke kelas," katanya kemudian meninggalkanku yang masih terpana.
Aku akan menjadikanmu milikku, Nona Jiyeon!!!

Tbc

Maaf reader. Ceritanya jadi ngalor ngidul gaje gini... sebenarnya ini diluar dari rencana. Hanya aja tiba2 muncul melewati kepala author jadinya ditangkap dan dimasukkin ke sini.. jadilah ceritanya rada2 nggak nyambung gitu... tapi author berharap banyak yang suka cerita ini. Terima kasih untuk kalian yang masih setia menantikan cerita ini. Jeongmal gumawo, chinggu..
(*maaf ya kalo bahasa koreanya banyak yang salah.. soalnya author ambil kosakata dari om google juga..)
Sampai jumpa di chapter selanjutnya...
#annyeong haseyo

Jumat, 18 Maret 2016

Vampire love story chapter 1


Author : intan_dyan
Title : vampire love story
Rating : NC-17
Type : chapter
Genre : romance, action
Cast : Jung Yong Hwa (CN-blue), park jiyeon (T-ara), lee jong suk, park shin hye.
warning : Fanfict ini asli imajinasi pengarang dan terdapat kata-kata dan adegan yang tidak diperbolehkan untuk dibaca oleh anak di bawah 17 tahun.
#no copy #no bashing

Prolog >> http://intandyan.blogspot.co.id/2016/03/vampire-love-story.html

Chapter 1

Pertemuan yang membuat hilangnya akal pikiranku. Seharusnya aku menghindarinya, tapi hati ini memaksa untuk tetap diam dan tidak menghindarinya. Aku benar-benar terpesona. -Jiyeon

Jika aku harus mengorbankan segalanya demi dia, aku rela yang penting dia bahagia. -Yong hwa

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV

"Jiyeon-ah...!!!" Jerit seorang gadis sembari berlari mengejar seseorang di depannya. Orang yang dipanggil Jiyeon itu justru mempercepat langkahnya.
"Napeun yeoja!! Yaakkk!!! Beraninya kau mempermainkanku!! Kalau kau tak menungguku, aku akan...."
"Akan apa??" Tanya Jiyeon tiba-tiba menghentikan langkahnya.
"Aku akan membencimu!" Jawab gadis itu mengancam. Jiyeon tersenyum dan akhirnya menunggu gadis yang merupakan sahabat kesayangannya itu.
"Apa kau benar-benar bisa membenciku, nona Park?" Tanya Jiyeon mengangkat alisnya.
"Tak usah bertanya jika kau sudah tau jawabannya! Dan berhenti memanggilku dengan sebutan nona Park!"
"Ada masalah dengan sebutan itu? Aku senang memanggil seseorang dengan menyebut marganya. Selain itu aku juga senang mengetahui bahwa kita memiliki nama marga yang sama. Bukankah itu ajaib? Park Jiyeon dan Park Shin Hye. Dua keluarga Park yang berbeda. Dan kupikir menyebut Shin Hye itu sedikit rumit dan bisa membuat lidahku terkilir. Hahaha...," gurau Jiyeon tertawa bebas. Shin Hye hanya memanyunkan bibirnya tanda kesal terhadap sahabat yang suka menjahilinya itu.
"Oh ya, mengapa kamu membatalkan kesertaanmu dalam olimpiade nasional yang seharusnya kau ikuti?" Tanya Shin Hye membuat Jiyeon menggeleng.
"Kau tau kan kalau aku tak suka dikenal banyak orang, aku sangat tak menyukai keramaian. Dan tolong jangan tanya alasannya."

Shin Hye POV
Selalu seperti itu. Sejujurnya aku benar-benar ingin tahu alasan dari sikapnya tersebut, tapi saat ia mengatakan bahwa ia tak ingin aku menanyakannya. Artinya hal itu benar-benar rahasia dan ia tak pernah seserius ini dalam mengatakan hal-hal penting lainnya. Jadi, lebih baik aku mengabaikan hal tersebut. Termasuk alasan mengapa ia menyembunyikan wajah cantiknya dalam kacamata besarnya itu. 
Hanya orang yang benar-benar memperhatikannya saja yang mampu menilai bahwa ia benar-benar cantik, melebihi cantiknya Kim Yoona - gadis terpopuler dengan julukan bidadari dari surga di Seoul Art High School, tempat kami menuntut ilmu-. Tapi lebih baik seperti ini. Karena jika ia menjadi populer, pasti akan ada banyak siswa di sekelilingnya yang membuat jarak antara aku dan dia.
Dia ramah, periang dan usil, tapi hanya di hadapanku ia begitu. Di sekolah, ia akan menjadi gadis yang pendiam dan hanya tertarik pada bukunya selain aku.
"Hey!! Kenapa diam? Kau marah?" Tanya Jiyeon mengibaskan tangannya di hadapan wajahku.
"Aniya... aku hanya sedang memikirkan nasibku. Kapan aku mendapatkan pacar?" Jawabku mengalihkan perhatiannya.
#Pletak!!
"Assshhh... yakk!! Mengapa kau mendaratkan jurus mautmu di jidatku?" Kataku mengelus jidatku yang terasa sakit. Sungguh! Ini benar2 menyakitkan.
"Itu agar kau sadar. Yang seharusnya kau pikirkan adalah bagaimana caranya meyelesaikan tugas fisika dalam waktu 5 menit sebelum tuan Kim menghukummu!" Jawaban Jiyeon memang menyadarkanku bahwa aku belum menyelesaikan PRku. Aku merebut buku Jiyeon secepat kilat dari tangannya kemudian berlari menuju kelas sebelum Kim songsangnim masuk dengan wajah seramnya. Membayangkannya saja membuatku merinding.

Jiyeon POV
Aku hanya bisa menggeleng saat ia mengambil buku yang hendak kuberikan dengan gerakan kilat. Rupanya ia benar-benar takut pada guru Kim. Aku terlalu fokus menertawai kebodohan sahabatku itu hingga tak menyadari seseorang sedang berdiri di hadapanku dan...
#Brugh
Seorang pria yang memakai seragam sepertiku terlihat kesal melihat buku-buku yang berserakan di lantai. Rupanya buku-buku itu terjatuh saat aku menabraknya tadi. Aku benar-benar merasa bersalah.
"Joesunghamnida.. Aku tak sengaja," kataku membungkuk dan bermaksud membantunya. Ia melihatku dan terdiam sejenak. Ia pun tersenyum dan memperlihatkan deretan giginya yang putih dan gigi gingsulnya menambah ketampanannya. Aku benar-benar tak mampu berkedip karena senyuman itu.
Pergilah Jiyeon ah! Apa yang kau lakukan? Hindari dia!
Hatiku mengalahkan logika hingga aku akhirnya membantunya merapikan buku-bukunya kembali.
"Naneun Jung Yong Hwa imnida. Kau dapat memanggilku Yong Hwa. Gwaenchannayo?? Apakah ini milikmu?" Tanyanya sembari memberikan kacamata. Ya ampun! Bodohnya aku hingga tak menyadari bahwa kacamata itu terlepas. Aku langsung mengambilnya dan terburu-buru meninggalkannya.
"Hey,, mau kemana? Kau belum menyebutkan namamu!!" suara pria itu masih terdengar jelas di telingaku hingga aku benar-benar tak melihatnya lagi.
"Bukankah kau harus melenyapkan orang yang mengenali rupa aslimu, Park Jiyeon?" Terdengar bisikan seorang pria yang hanya aku yang dapat mendengarnya.
"Dia hanya melihat wajahku, bukan mengetahui siapa aku. Dan kau harus sadar bahwa kau tak perlu ikut campur. Ini adalah urusanku, Tuan Cho!!"

Tbc

Tadaaa..... chapter 1 selesai. Mianhe, readers.. aku baru menyelesaikannya sekarang. Aku rasa kalian akan bosan menunggunya. Terima kasih karena sudah setia menunggu chapter ini. dan maaf jika ceritanya tidak sesuai dengan keinginan para pembaca semua.. jangan lupa masukkan perasaanmu di kolom komentar. Gamsahamnida.
Sampai jumpa di chapter berikutnya. Annyeong!! ^^