Beranda

Sabtu, 31 Desember 2016

Special edition

Happy new year 2017,, readers.. mohon maaf klo author banyak salah dan banyak kata-kata dalam karangan author yang nyakitin pembaca... sebenarnya author ngga khilaf, hanya kebetulan dapat idenya kaya gitu. Haahaha... semoga di tahun ini banyak readers baru yang menemaniku.. hehehe... selamat menikmati indahnya tahun 2017. Annyong haseyo!! Bye bye.. emmuacchh.. 😘😘😘😙

Kamis, 29 Desember 2016

Vampire Love Story Chapter 5



Author : intan_dyan
Title     : vampire love story
Rating  : NC-17
Type     : chapter
Genre   : romance, action
Cast     : Jung Yong Hwa (CN-blue), park jiyeon (T-ara), lee jong suk, park shin hye.
warning : Fanfict ini asli imajinasi pengarang dan terdapat kata-kata dan adegan yang tidak diperbolehkan untuk dibaca oleh anak di bawah 17 tahun.
#no copy #no bashing


Pertemuan yang membuat hilangnya akal pikiranku. Seharusnya aku menghindarinya, tapi hati ini memaksa untuk tetap diam dan tidak menghindarinya. Aku benar-benar terpesona. -Jiyeon
Jika aku harus mengorbankan segalanya demi dia, aku rela yang terpenting dia bahagia. -Yong hwa

Chapter 5
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 

Jiyeon POV
“Jiyeon-ssi!!” Aku mendengar suara yang tak asing memanggilku. Aku menoleh dan melihat senyumannya lagi. Senyuman yang tak dapat kulupakan sejak kemarin. Senyuman yang selalu membuatku berdebar-debar. Namun aku tak ingin semua ini membuat kerahasiaan identitasku terancam. Akupun segera memalingkan wajahku darinya dan mempercepat langkahku.
“Hey!! Apa aku salah? Mengapa kau menghindariku?” Dengan terpaksa aku berhenti ketika ia berhasil mengejarku dan menahan tanganku.
“Aku rasa kita tidak begitu dekat, jadi ada keperluan apa kamu denganku?” Tanyaku dengan nada ketus berusaha menyembunyikan suara jantungku yang memompa lebih cepat.
“Tapi aku merasa terikat denganmu sejak pertemuan kemarin. Jadi, ada atau tidaknya keperluanku denganmu, aku akan selalu di sisimu saat bertemu denganmu,” Balasnya tersenyum dan mengacak rambutku.
“Yaakk!! Apa yang kau lakukan?? Aku tak suka seseorang memegang rambutku!!”
“Dan mulai saat ini kau akan menyukainya! Ayo, kita ke kelas. Bel masuk akan segera berbunyi,” Katanya masih menggenggam tanganku. Ia berjalan sembari menarik paksa tanganku dengan lembut dan lagi-lagi aku terpaksa mengikutinya dengan wajah tertunduk.
“Good morning, handsome!” Kata seorang gadis manis tepat di hadapan kami sehingga Yong Hwa menghentikan langkahnya dan akupun menabrak punggungnya karena ia berhenti tiba-tiba.
“Kau tak apa-apa? Apakah sakit?” Tanya Yong Hwa berbalik dan menatap wajahku yang memanas. Aku hanya menggeleng.
“Bisakah kau tak berdiri di tengah koridor? Kau menghalangi orang lewat!” kata Yong Hwa kepada gadis itu. Aku mengangkat wajahku. Astaga! Aku benar-benar tak ingin berurusan dengan gadis ini!
“Oh, maaf. Aku hanya ingin menyapamu dan emm pengikutmu tentunya. Apakah kau ingin langsung ke kelas? Tak ingin berjalan denganku dulu?” Tawar gadis itu lagi.
“Maaf, Kim Yoona-ssi. Bel masuk akan berbunyi sebentar lagi dan aku tak mau membolos di minggu pertama aku sekolah. Oh ya, satu hal lagi, dia bukan pengikutku tapi aku memaksanya untuk bersedia kuikuti. Jadi tolong jaga ucapanmu! Ayo kita ke kelas,” Kata Yong Hwa kemudian kembali menarik lembut tanganku.
“Jamkkanman. Boleh aku bicara dengan gadis kacamata itu sebentar?”
“Namanya Park Jiyeon dan aku tak memperbolehkannya bicara denganmu. Annyeong.”
Aku kembali mengikuti Yong Hwa yang kini berjalan dengan kesal. Rupanya moodnya kali ini berubah buruk. Baru kali pertama aku melihat seorang pria yang merasa terganggu oleh kehadiran Yoona, sang bidadari di sekolah ini.

Yong Hwa
Aku melangkah dengan kesal. Ya, penyihir itu membuat moodku menjadi buruk di pagi ini. Namun satu hal yang aku sukai, aku suka saat melihat wajah gadis yang kini kugenggam berubah menjadi memerah. Semoga saja penyihir itu tak berani menyentuh gadisku. Aku akan mempermalukannya di sekolah ini jika ia berani melakukannya. Lagi-lagi aku tersenyum saat memikirkan bahwa ia adalah gadisku.
“Aku akan mengantarmu pulang hari ini, jadi jangan mencoba melarikan diri karena aku akan mengejarmu. Oke?” Kataku saat aku telah mengantarkannya dengan aman di bangkunya.
“Aku bisa pulang sendiri!” Katanya ketus namun aku tersenyum saat melihat wajahnya memerah.
“Aku anggap itu adalah pertanda setuju darimu,” Kataku mengacak rambutnya.
“Hey! Apa yang kalian lakukan? Katakan padaku apa yang terjadi! Apakah kalian telah menjadi sepasang kekasih?” Tanya seorang gadis berlari ke arah kami dengan suara cemprengnya. Aku ingat, dia adalah sahabat dari gadisku. Namanya...?? Arrgghh aku tak mengingatnya.
“Tak ada yang perlu dijelaskan, nona Park! Duduklah dan salin tugasmu!” kata Jiyeon memberikan sebuah buku ke hadapan gadis itu. Ya, namanya Park Shin Hye.
“Tidak untuk kali ini, sayang. Aku telah mengerjakannya semalaman. Hahaha,” kata Shin Hye tertawa.
“Oh ya, hari ini ada kedai baru yang terbuka di samping rumah Bibi Hyemi, ayo kita ke sana sepulang sekolah,” katanya lagi dengan penuh semangat.
Aku melihat Jiyeon melirikku dan aku memasang wajah yang berarti bahwa aku tak mau dia pergi bersama sahabatnya itu. Kulihat ia menggerutu tapi aku senang melihatnya seperti itu. Ia benar-benar menarik.
“Maaf, nona Park. Aku punya kepentingan mendesak hari ini dan aku akan langsung pulang ke rumah,” katanya dengan wajah bersalah.
“Baiklah. Lain kali aku akan memintamu ke sana lagi dan kau tak boleh menolaknya untuk yang kedua kalinya. Sepertinya aku akan meminta Jong Hyun oppa untuk menjemputku hari ini,” kata Sin Hye. Aku tersentak mendengar nama yang disebut oleh gadis yang disebut Nona Park itu. Apakah kebetulan bahwa hyung memiliki nama yang sama dengan kenalannya? Aku menyingkirkan kemungkinan itu dan mulai mengalihkan perhatianku pada Tuan Kim yang telah memasuki ruang kelas untuk memberikan pelajaran yang sangat kusukai itu.

Author POV
Tampak dua orang gadis dan seorang pria berjalan bersama menuju gerbang sekolah. Di sekitar mereka pun tampak siswa yang mengenakan seragam yang sama dengan mereka juga berjalan bahkan ada yang berlarian menuju arah gerbang. Suasana pulang sekolah memang selalu ramai seperti ini.
“Jadi, kalian akan pulang bersama? Daebakk!! Ayolah Jiyeon-ah,, jujurlah padaku. Apakah dia namjachinggu mu?” Tanya Shin Hye dengan wajah yang benar-benar penasaran.
“Anniya. Kebetulan saja rumah kami searah. Jangan berpikir yang tidak-tidak. Jadi, kau akan dijemput oleh Jong Hyun-ssi?” Tanya Jiyeon berusaha meyakinkan sahabatnya itu. Shin Hye mengangguk senang.
“Apakah lagi-lagi kau menolaknya?”
“Aku sangat mencintainya, Jiyeon-ah. Tapi aku benar-benar belum bisa menikah dengannya. Aku ingin membahagiakan eoma dan appa, membuktikan bahwa aku juga bisa sukses tanpa dipengaruhi oleh latar belakang mereka yang terkenal di kalangan bangsawan,” kata Shin Hye tersenyum.
“Bagaimana jika suatu saat nanti dia berpaling pada gadis lain?” Tanya Jiyeon lagi mengangkat alisnya.
“Pria itu jika benar-benar menyayangi seorang gadis maka ia akan bertahan sampai gadis itu jenuh dan memilih pria lain,” Kata Yong Hwa tiba-tiba membalas perkataan Jiyeon.
“Aku setuju padamu, Yong!” Kata Shin Hye kemudia melakukan “tosh” dengan Yong Hwa. Jiyeon hanya mencibir kesal karena merasa ditindas oleh dua orang yang bekerja sama membuatnya kesal.
“Ohh.. Jong Hyun oppa!!!” Jerit Shin Hye sembari melambaikan tangannya pada seseorang yang sedang berdiri di depan sedan merah dengan setelan jas hitam mewah yang tersenyum ke arah mereka. Shin Hye pun berlari sembari menarik tangan Jiyeon menuju ke arah pria itu. Yong Hwa terpaksa mempercepat langkahnya.
“Tuan Jung? Apa yang kau lakukan di sini?” Tanya pria itu saat mereka telah berada tak jauh dari mereka.
“Hyung?? Harusnya aku yang bertanya padamu. Ini sekolahku, apakah kau akan menjemputku? Tapi aku bawa kendaraan sendiri,” kata Yong Hwa memeluk pria itu.
“Tidak. Aku akan menjemput gadisku,” Bisik pria itu pada Yong Hwa.
“Gadismu? Bahkan ia selalu menolakmu,” Kata Yong Hwa terkekeh dan menerima satu pukulan telak di perutnya yang membuatnya meringis.
“Hyung? Apakah pria ini yang kau bilang adik bocahmu yang pindah dari Jepang oppa?” Tanya Shin Hye melirik ke arah Yong Hwa.
“Nde? Bocah?? Siapa yang bocah hyung?” Protes Yong Hwa kesal.
“Emm,, dan dia??” Tanya pria itu melirik ke arah Jiyeon yang sejak tadi hanya diam dan memperhatikan mereka.
“Oh iya, ini sahabatku oppa. Namanya Jiyeon, Park Jiyeon.”
“Hai, Jiyeon-ssi. Aku Jong Hyun, Lee Jong Hyun. Senang bertemu denganmu.”
“Akupun senang bisa bertemu lagi denganmu, Jong Hyun-ssi.”

Ya, tak salah lagi. . . Orang ini adalah dia! Orang yang sangat ingin bertemu lagi denganku, tidak, bukan denganku. Tapi dengan Yejin yang mengaku menjadi aku. Rupanya kau hanya ada di sekitarku. Lalu? Apakah kau juga berkaitan dengan semua ini Tuan Jung? Tidak!! Aku yakin tidak, tepatnya aku berharap semuanya tidak berkaitan denganmu. Dia adalah tuan Lee, dan kau Tuan Jung! Sinar mata hijau itu sangat berbeda dengan warna hitam pekat yang ada di kedua matamu. Aku mendapatkanmu, Vladillen!!

Tbc
Akhirnya,, Chapter 5 selesai..
Terima kasih sudah setia menunggu, Readers.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya.
Jangan lupa kritik dan sarannya di kolom komentar, readers.. Gamsahamnida.... ^^ 

Vampire Love Story Chapter 4





Author : intan_dyan
Title     : vampire love story
Rating  : NC-17
Type     : chapter
Genre   : romance, action
Cast     : Jung Yong Hwa (CN-blue), park jiyeon (T-ara), lee jong suk, park shin hye.
warning : Fanfict ini asli imajinasi pengarang dan terdapat kata-kata dan adegan yang tidak diperbolehkan untuk dibaca oleh anak di bawah 17 tahun.
#no copy #no bashing

Chapter 3 >> http://intandyan.blogspot.co.id/2016/03/vampire-love-story-chapter-3.html

Pertemuan yang membuat hilangnya akal pikiranku. Seharusnya aku menghindarinya, tapi hati ini memaksa untuk tetap diam dan tidak menghindarinya. Aku benar-benar terpesona. -Jiyeon
Jika aku harus mengorbankan segalanya demi dia, aku rela yang terpenting dia bahagia. -Yong hwa

Chapter 4
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV
"Katakan!! Dimana klan Dawnguard berkumpul?" Bentak seorang pria paruh baya mencengkram kerah baju seorang pria muda yang telah terkulai lemas tak berdaya. Dari bibirnya mengalir darah segar. Keadaan di sekitar pun sangat kacau. Sepertinya pertempuran sengit yang tak terelakkan telah terjadi di sana.
"Lebih baik kau membunuhku, pria tua keparat! Bahkan jika aku mati, aku tak sudi memberitahukannya padamu!" Kata pria itu tegas meskipun dalam kondisi yang benar-benar buruk.
"Bajingan kau!!!"
Dengan sekali pukulan, pria itupun terlempar jauh dan badannya menghantam tumpukan kayu hingga ia tak sanggup lagi untuk bergerak, bahkan untuk mengucapkan sebuah mantrapun ia tak mampu. Ia pasrah akan takdirnya yang diyakini akan merenggut nyawanya saat ini.
 "Sudahlah, appa. Habisi saja dia! Seburuk apapun kita memperlakukannya, ia tak akan memberitahukan keberadaan yang lainnya. Kesetiaan klan Dawnguard sangat terkenal di kalangan kita," kata pria yang mengenakan jubah hitam. Dalam suasana gelap mencekam seperti saat itu, yang nampak hanya bayangannya. Satu hal yang sangat diketahui pasti bahwa pria itu masih sangat muda. Pria paruh baya itu mendekat ke arah musuhnya itu kemudian mencekik lehernya, tiba-tiba....
"invoco te in toto corde meo. Nihil est tibi, rectores tenebrarum!!"
Sinar putih pun menyambar di antara mereka hingga pria paruh baya itu terpental ke belakang sedangkan pria yang hampir dihabisinya itu kini tergeletak tak berdaya di atas tanah yang dingin. Terlihat seorang gadis berdiri di hadapan pria yang saat ini tak bisa berbuat apa-apa. Pria itu hanya bisa tersenyum dan berterima kasih kepada penguasa alam karena dengan datangnya wanita di hadapannya itu, semua akan baik-baik saja. Ia menjadi yakin, bahkan sangat yakin bahwa ia tak akan mati di sini.
"Siapa kau? Tak usah ikut campur!" Bentak pria paruh baya itu. 
"Kau telah mengusik waktu istirahatku dengan mengacaukan wilayahku bahkan melukai salah satu anggota kesayanganku, Tuan! Tak akan aku maafkan semua yang telah kau lakukan ini," kata gadis itu menatap pria paruh baya yang kini telah berisap untuk melakukan penyerangan. Pria itu berlari ke arahnya dan berusaha mengarahkan kuku-kuku tajamnya ke arah gadis yang asal kedatangannya tak diketahui itu. Gadis itu tersenyum menghina.
"Kau tak akan bisa membunuhku hanya dengan gerakan murahan seperti itu, Tuan," Kata gadis itu sembari menghindari serangan itu dengan mudahnya kemudian membalasnya dengan pukulan telak di dada pria paruh baya itu. Namun pria itu segera bangkit dan dengan sangat marah ia kembali mencoba menyerang.
"Orang sepertimu tak pantas untuk menatapku! Cadens in fronte de me!" Kata gadis itu lagi mengucapkan mantra yang membuat pria yang menyerangnya itu menjadi tak bergerak dan jatuh berlutut.
"Siapa dia? Orang seperti apa dia yang telah mampu membuatku berlutut hanya dengan kata-kata yang diucapkannya?" Bathin pria itu. 
"Siapa kau?"
Kini seorang pria yang sejak tadi hanya mengamati pertarungan itu melangkah maju di samping pria yang tak lain adalah ayahnya itu.
"Aku adalah pemimpin klan Dawnguard.  Aleeyda Latisha. Vampire seperti kalian harus lenyap di tanganku!!" Kata gadis itu hingga membuat kedua pria itu kini membelalakkan matanya. Dia adalah keturunan keluarga murni Latisha. Pria muda itu berusaha keras untuk mengenali wajah gadis yang memakai penutup pada daerah hidung dan bibirnya hingga yang terlihat hanyalah matanya yang berwarna kebiruan.
"Appa, kau tak apa? Sebaiknya kita segera pergi dari tempat ini! Aku memiliki firasat buruk tentang keadaan ini. Aku merasakan kekuatan besar menyelimuti tubuh kecilnya itu. Kita tak akan bisa mengalahkan gadis ini meskipun kita berdua yang melawannya karena aku masih belum sembuh dari cedera kemarin," kata pria itu berbisik pada ayahnya. Ayahnya pun mengangguk.
"Senang bisa berkenalan denganmu, nona. Aku akan bahagia jika kita akan bertemu lagi. Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya, aku tak akan lari lagi. Tunggulah sampai saat itu tiba," kata pria itu kemudian dengan secepat kilat menghilang dari hadapan gadis itu bagai angin yang berhembus kencang.


Rabu, 28 Desember 2016

Sambungan


"Hei!! Jangan lari!"
"Tak usah mengejarnya, Yejin-ah. Kita harus mengobati Minho secepatnya atau akan terjadi hal yang buruk padanya," kata seorang gadis yang tengah memapah pria yang tadi menjadi sasaran musuh mereka.
"Baiklah, nona Aleeyda."
"Kau tampak sangat percaya diri jika membawa namaku sebagai jati dirimu. Hahaha," kata gadis itu lagi tertawa.
"Maafkan kelancanganku itu, nona. Aku tak bermaksud memakai namamu sesuka hatiku. Itu hanya karena aku benar-benar gugup. Aku pantas dihukum, nona," kata Yejin gugup.
"Tidak.. tidak.. Aku tak marah. Kau telah melakukannya dengan baik, Yejin-ah. Ayo kita pulang," kata gadis itu lagi. Tak lama lagi. . . ya, tak lama lagi malam berdarah akan segera tiba. Saat klan Dawnguard mengadakan perang dengan klan vampire. Malam tenang akan benar-benar berakhir.
"Tollite me, et in domum suam"
Mereka menghilang dalam kelamnya malam. Yang tersisa hanyalah kekacauan di daerah itu serta suara binatang malam yang menemani malam yang menghitam.
  
Beberapa waktu kemudian di kediaman Jung Yong Hwa…
"Yong-ah!! Buka pintunya!"
Beberapa detik kemudian pintu rumah yang berukuran cukup besar itupun terbuka lebar. Jung Yong Hwa mengerutkan keningnya melihat apa yang ada di hadapannya.
"Apa yang terjadi, hyung? Mengapa appa bisa seperti ini? Dan darimana saja kalian?"
"Akan kujelaskan padamu nanti, Yong. Bantu aku membawa tuan Lee ke kamar!" Kata pria yang sedang memapah pria paruh baya yang sedang tak sadarkan diri itu. Mereka pun membawanya ke kamar dan membaringkannya di sana.
"Jadi? Jelaskan padaku apa yang terjadi, hyung!" Kata Yong Hwa dengan raut wajah penasaran.
"Tadi tuan Lee mengajakku minum dan ia minum sangat banyak. Aku tak tahu jika ia tak kuat minum alkohol, jadi dia mabuk hingga akhirnya ia menjadi seperti itu. Dan kau tahu? Dia sangat merindukan Nyonya Jung," katanya sembari terkekeh.
"Dan itulah alasan mengapa kalian tak mengajakku? Karena aku masih belum boleh memimun minuman keras?"
"Benar sekali tuan muda Jung," kata Jong Suk kembali terkekeh. Yong Hwa merenggut kesal karena ia tak diikutserakan dalam kebahagiaan mereka.
"Tidurlah, Yong-ah. Bukankah besok kau akan sekolah? Dan jangan lupa sampaikan salamku pada nona Jiyeon."

Jong Suk POV
Aku melihat wajahnya bersemu merah di bawah sinar lampu yang tidak terlalu terang namun mampu menampakkan itu dengan jelas. Ya, dia telah menceritakan semuanya, tentang bagaimana ia bertemu dengan gadis yang disukainya itu hingga ia benar-benar tak mampu untuk melupakannya. Rupanya dongsaengku itu telah menuju masa dimana ia akan seperti aku yang tak mampu memalingkan wajahku dari gadis yang kucintai.
"Miannhe, Yong-ah. Lagi-lagi aku berbohong padamu. Tunggulah dua bulan lagi, tepat di hari ulang tahunmu, kau akan mengetahui siapa kita sebenarnya."
Akupun berdiri dan melangkah meninggalkan Yong Hwa yang masih berusaha untuk menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah. Ia benar-benar lucu.

Yong Hwa POV
Kurasakan wajahku memanas. Hyung benar-benar mampu membuatku malu seperti ini. Akupun tak tahu alasan mengapa aku menceritakan semuanya kepadanya. Sejak dulu aku tak pernah bisa berbohong padanya bahkan menyembunyikan sesuatu darinya. Hmm, hari ini pun hyung membohongiku. Aku memiliki penciuman yang tajam sehingga aku tahu bahwa appa maupun hyung tak minum alkohol. Lebih tepatnya aku mencium bau darah dari tubuh appa.
Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka? Apakah mereka bertengkar atau melakukan perkelahian di luar? Begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiranku namun aku tak sanggup untuk mengeluarkannya. Aku terlalu takut untuk bertanya pada Jong Suk hyung yang memiliki tatapan berbeda malam ini. Tatapannya kali ini benar-benar dingin, bahkan aku tak berani untuk menatap kedua matanya dalam waktu yang lama. Dingin menjarah ke seluruh tubuhku dan membuatku bergidik saat aku melakukan itu.
Aku hanya berharap suatu hari mereka akan terbuka padaku. Tentang alasan omma mengirimku kembali ke sini. Tentang arti dari pesan kematian omma yang masih belum aku pahami hingga hari ini.
"Kembalilah ke Korea, Yong-ah. Temukan jati dirimu dan waktumu hampir tiba untuk menguak pintu yang sedang terkunci rapat dalam jiwamu. Sudah saatnya kekuatan besar itu menjelajahi dunia dan memenangkan malam berdarah. Apapun yang terjadi, jangan pernah membenci dirimu sendiri."
  
Tbc

Jeng jeng jeng...
Hwaahhh.. akhirnya chapter 4 terbit lagi. Maaf ya, butuh waktu lama untuk menemukan kombinasi email dan password blogspot ini karena laptop author dirusakin virus. Author akan berusaha untuk mempersingkat waktu buat ngepost chapter selanjutnya. 
Jangan lupa kritik dan sarannya di kolom komentar, readers..
Sampai jumpa di chapter selanjutnya.
Gamsahamnida.... ^^